TRUE LOVE (Chapter 3)

TL 

Title                : True Love (Chapter 3)

Author             : Jellokey

Main Cast        : Kim Jong In (Kai EXO-K)

Oh Sehun (Sehun EXO-K)

Luhan (Lu Han EXO-M)

Kim Joon Myun (Suho EXO-K)

Kang Jeo Rin (OC)

Shin Min Young (OC)

Support Cast   : Wu Fan (Kris EXO-M)

Park Chanyeol (Chanyeol EXO-K)

Do Kyungsoo (D.O EXO-K)

Byun Baekhyun (Baekhyun EXO-K)

Kim Min Ra (OC)

Jang Mi Sun (OC)

and others

Length             : Chaptered

Genre              : Romance, Family, School Life

Rating             : PG-16

Ff ini murni dari imajinasiku. Apabila ada kesamaan apapun itu merupakan unsur ketidaksengajaan. Happy reading all. Don’t forget to RCL ^^

“Kalau aku menang kau harus kencan denganku. Selama 1 minggu. Eottae?”

“Mwo?? Aku tidak mau.” Tolak Jeo Rin. Jeo Rin tidak mau hanya karena ia menerima tantangan dari Kai bisa memberi dampak pada hubungannya dengan Suho. Melihat Kai mendekati Jeo Rin saja sudah membuat Suho cemburu, apalagi kalau Suho melihat Jeo Rin jalan dengan Kai, mungkin hubungan mereka akan berakhir.

“Wae? Kau takut kalah?”

“Ani. Aku yakin aku bisa mengalahkanmu.”

“Lalu apa masalahnya? Ayo kita mulai.”

“Shirreo. Aku tidak mau Joon Myun oppa salaah paham padaku.”

“Berarti kau sudah tahu kalau aku akan menang.”

“Aku bisa mengalahkanmu.”

“Aku mengubah keinginanku. Kau hanya perlu menemaniku ke suatu tempat selama satu hari. Dan aku jamin Suho tidak akan tahu.” Jeo Rin tampak berpikir.

“Baiklah. Tapi kalau aku menang kau harus menjauh dariku. Deal?” ‘Aku tidak akan kalah, Jeo Rin-ah. Kalaupun aku kalah aku takkan menuruti permintaanmu. Karena kau akan menjadi milikku.’ Batin Kai. Kai tersenyum.

“Deal.”

“Ayo kita mulai. Di hitungan ketiga berenang. Kau siap?” tanya Kai dan Jeo Rin mengangguk.

“Hana, dul, set!”

Mereka mulai berenang. Kai sengaja bergerak lambat agar Jeo Rin merasa bisa mengalahkan Kai. Saat putaran ketiga Kai mulai mempercepat renangnya. Di putaran keempat Kai sudah menyamai Jeo Rin. Kai mengerahkan seluruh tenaganya karena Jeo Rin benar-benar pandai berenang. Dan Kai berhasil menang. Ia lebih cepat sepuluh detik dari Jeo Rin.

“Aku menang.” Kai tersenyum penuh arti pada Jeo Rin. Jeo Rin menatapnya kesal.

“Kau tidak berniat untuk mengingkari perjanjian kan?”

“Tenang saja. Aku bukan orang yang ingkar janji. Eonje?”

“Hari Minggu ini. Aku akan menjemputmu.”

“Tidak usah. Kita bertemu di sekolah saja.”

“Baiklah. Di sekolah jam 10.00 am. Sampai jumpa hari Minggu, baby.” Kaimeninggalkan Jeo Rin di kolam renang.

“Kenapa aku bisa kalah darinya?” Jeo Rin melihat jam dinding besar yang ada di kolam itu.

“Joon Myun oppa! Sepuluh menit lagi kelasnya berakhir.”

…………….

Sudah satu minggu Min Young resmi menjadi pacar Sehun. Tapi ia sama sekali tidak merasakan apa yang orang bilang tentang Sehun. Sehun yang dingin. Ia malah merasa sebaliknya. Sekarang Min Young sedang menuju atap sekolah. Kebanyakan mereka menghabiskan waktu bersama di atap sekolah atau perpustakaan. Posisi Sehun yang membelakangi Min Young membuatnya ingin mengejutkan Sehun. Min Young menutup mata Sehun dari belakang dengan berjinjit.

“Guess who?” kata Min Young dengan suara yang dibuat-buat. Sehun tersenyum dan memegang tangan Min Young yang menutup matanya.

“My girlfriend, Shin Min Young.”

“Kenapa oppa bisa tahu?” Min Young melepas tangannya.

“Apa aku perlu menjawabnya?” Sehun membalikkan badannya menghadap Min Young yang terdiam.

“Sepertinya memang harus kujawab. Yang pertama, karena hanya kau dan aku yang tempat ini. Dan yang paling penting karena aku mengenalimu, Youngie.”

Oppamengenaliku? Cepat sekali.” Min Young berjalan ke pagar pembatas yang memperlihatkan taman belakang sekolah.

“Aku mempunyai kelebihan dalam mengenalimu, Youngie.” Sehun memeluk Min Young dari belakang. Meletakkan dagunya di bahu Min Young.

“Jeo Rin?? Jadi ini yang ia lakukan bersama Suho oppa? Bertemu di taman belakang, aku baru tahu.”

“Mereka sudah ke taman belakang sejak hari pertama sekolah.”

“Oppa tahu?”

“Aku juga tahu apa saja yang telah mereka lakukan dan aku yakin mereka juga akan melakukannya hari ini.” Atap sekolah adalah tempat Sehun menenangkan diri. Terkadang ia juga tidur di tempat itu sebentar. Min Young memfokuskan matanya pada apa yang akan dilakukan dua objek yang sedang ia lihat.

“Kisseu..” Min Young berbisik. Sehun membalikkan tubuh Min Young. Ia juga mau melakukan apa yang Suho lakukan pada Jeo Rin. Tangannya melingkar di pinggang Min Young, mendekatkan wajahnya ke wajah Min Young. Min Young memejamkan matanya begitu bibir Sehun menyentuh bibirnya. Sehun melumat lembut bibir Min Young. Kedua tangan Min Young berada di dada Sehun. Sedikit berjinjit, membalas ciuman Sehun. Sehun melepas pagutan bibir mereka dan mendapati pipi Min Young merona. Min Young mengalihkan wajahnya ke samping karena Sehun terus memandangnya.Ia malu.

“Aku suka melihat wajahmu yang merona.” Sehun menarik dagu Min Young agar menatapnya.

Jadi oppa sering mengintip mereka pacaran?”

“Aku bukan mengintip, tapi melihat. Hanya saja mereka tidak tahu aku melihat mereka, Youngie.”

“Oppa tidak boleh melihat mereka.”

“Itu hal yang menyenangkan, Youngie. Aku mendapat tontonan gratis.” Sehun tersenyum jahil.

Oppa benar-benar berbeda dari yang orang-orang katakan.”

“Mereka tidak mengenalku, Youngie. Hanya kau, keluargaku, Suho, dan Lu Han yang tahu aku seperti apa. Tapi ada perbedaan saat aku berada di dekatmu. Mungkin ini terlalu cepat.” Min Young menunggu lanjutan kata-kata Sehun.

“Saranghae, Youngie.” Sehun memeluk Min Young.

“Na do saranghae, oppa.” Min Young tersenyum dalampelukan Sehun.

…………..

Akhirnya hari yang ditunggu Kai tiba. Hari dimana Jeo Rin menemani Kai satu harian. Kai datang lebih awal dari waktu yang ditentukan. Ia duduk di bagian depan mobil Porschenya.

‘Kencan dengan Jeo Rin. Baru kali ini aku menggunakan kata kencan.’ batin Kai. Walaupun Jeo Rin tidak beranggapan seperti Kai.

“Dan ini awal dari segalanya.” Kai menyeringai. Tepat jam sepuluh pagi Jeo Rin sampai di sekolah. Ia langsung menghampiri Kai.

“Kenapa kau berpakaian seperti itu?” tanya Kai heran melihat Jeo Rin mengenakan celana pendek di atas lutut, kaos warna baby blue, hoodie warna hitam dan sepatu kets. Tetap cantik. Hanya saja Kai berpikir bahwa Jeo Rin akan memakai dress sama seperti saat Jeo Rin bersama Suho. Selama ini Kai selalu mengikuti Jeo Rin.

“Hanya menemanimu kan?” Aku rasa tidak masalah memakai pakaian seperti ini.” Kai menghela napas lalu membuka pintu untuk Jeo Rin.

“Masuk, kita akan melakukan perjalanan yang jauh.” Jeo Rin masuk lalu diikuti Kai yang membuka pintu pengemudi dan mulai  menjalankan mobil. Jeo Rin membuka hoodienya.

“Aku tidak mau besok beredar godip murahan kalau aku jalan engan namja sepertimu.”

“Memang aku namja seperti apa?” Kai melihat ke arah Jeo Rin sekilas.

“Kau namja mesum.”

“Hanya itu yang kau tahu? Kau tidak tahu image-ku seperti apa di sekolah?”

“Aku tidak peduli.”

“Aku lupa.. Kau hanya peduli pada Suho-mu kan?”

“Bagus kalau tahu. Jangan sampai ada gosip murahan besok, atau aku akan melakukan sesuatu padamu.”

“Kau mau melakukan apa?” tanya Kai tertarik.

“Rahasia.”

“Tenang saja. Aku mengajakmu ke tempat yang hanya aku mengetahuinya.”

“Di mana?”

“Kan sudah kubilang hanya aku yang tahu.”

“Ms. Kang, bisakah kau tidak memanggilku dengan ‘kau’? Aku punya nama dan aku sunbaemu di sekolah.” Kai terus saja bicara.

“Namaku Kim Jongin. Biasanya orang memanggilku Kai, tapi khusus untukmu kau harus memanggilku Jongin.” Tak ada tanggapan dari Jeo Rin.

“Rin-ah..” Kai menoleh pada Jeo Rin.

‘Dia tidur. Perjalanan memang jauh.’ batin Kai. Kai menepikan mobilnya. Jalanan sepi saat itu. Kai mencondongkan tubuhnya, memperbaiki posisi kepala Jeo Rin agar tidak menyandar pada kaca mobil. Jantung kai berdegup kencang begitu melihat wajah Jeo Rin.

“Yeppo.”

‘Kau memang berbeda dari yeoja yang kutemui selama ini.’ Kai mengelus pipi Jeo Rin. Mendekatkan wajahnya ke wajah Jeo Rin dan mencium pipi Jeo Rin. Kai melihat ke arah bibir Jeo Rin.

‘Jangan, Kai. Kau pasti tidak akan berhenti di bibir saja.’ Batin Kai. Kai menjauhkan tubuhnya dari Jeo Rin dan kembali menyetir.

…………..

Kai menghentikan mobilnya di sebuah restoran. Mereka sudah keluar dari kota Seoul. Kai membangunkan Jeo Rin.

“Apa kita sudah sampai?”

“Belum. Aku hanaya ingin kita makan siang dulu.” Kai turub dari mobil dan membukakan pintu untuk Jeo Rin.

“Ini di mana?”

“Yang pasti kita tidak di Seoul. Kajja.” Kai menggenggam tangan Jeo Rin memasuki restoran. Jeo Rin langsung melepaskan tangannya dari genggaman Kai.

“Jangan sentuh aku.” ‘Akku bahkan sudah mencium pipimu saat kau tidur tadi.’ batin Kai.

………………

Setelah selesai makan mereka melanjutkan perjalanan selama 20 menit. Kai menghentikan mobilnya di sebuah pantai. Entah pantai apa namanya. Jeo Rin langsung keluar dari mobil ketika melihat pemandangan di depannya. Ia berlari ke tepi pantai lalu melebarkan kedua tangannya. Menghirup udara pantai yang segar. Pantai itu sangat sepi, bersih, dan sepertinya pantai itu bukan tempat wisata.

“Kau suka?” tanya Kai begitu berada di samping Jeo Rin.

“Apa nama pantai ini?”

“Aku juga tidak tahu.”

“Kkamjong beach.”

“Mwo? Kenapa kau menamai pantai dengan nama itu?” Jeo Rin menoleh pada Kai.

“Karena pantai ini eksotis, natural, seperti belum tersentuh tangan manusia.”

“Aku selalu datang ke sini kalau ada masalah atau sekedar untuk menyejukkan pikiran. Kau orang pertama yang kuajak ke sini.”

“Kenapa kau mengajakku ke sini?”

“Aku tidak mau memberitahumu.”

“Terserah. Andai saja yang bersamaku Joonmyun oppa pasti menyenangkan sekali.”

“Jangan bawa-bawa Suho, Jeo Rin-ah.” Jeo Rin tidak mempedulikan Kai. Ia membuka sepatunya lalu memainkan air pantai. Semakin ke dalam pantai sampai sebatas lutut.

“Ikannya lucu sekali.” Kai hanya memandangi Jeo Rin yang seperti baru pertama kali ke pantai. Kai duduk di pasir terus memperhatikan Jeo Rin. Ia mengambil handphonenya dan mengambil foto Jeo Rin dengan ekspresi bahagianya. Ia langsung memasukkan handphonenya begitu Jeo Rin mendekat padanya.

“Kenapa hanya duduk di sini?”

“aku lebih suka memandangimu.”

“Rayuanmu tidak mempan.”

“Apa kau ingin melihat sunset? Mungkin satu jam lagi kita bisa melihatnya.”

“Akku tidak ingin melihatnya bersamamu.”

“Tapi aku ingin melihat sunset bersamamu.” Jeo Rin mendengus kesal mendengar kata-kata Kai.

“Aku juga punya cottage di sini.”

“Punya keluargamu?”

“Ani. Punyaku walaupun aku meminta uang dari Appa untuk membangunnya. Tapi Appa sama sekali tidak tahu aku membangun cottage di sini.” Jeo Rin mengangguk mengerti.

“Akan kutunjukkan padamu.”

……………….

“Bagaimana menurutmu?” tanya Kai begitu sampai di cottagenya.

“Eeem.. bagus.” Cottage dengan nuansa klasik, menggunakan kayu untuk dinding dan lantainya. Kai menekan bel. Seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk mereka.

“Kai? Sudah lama kau tidak ke sini, nak.” Kai hanya tersenyum mendengarnya. Lalu wanita itu melihat ke arah Jeo Rin.

“Apa dia yeojachingumu, Kai?”

“Aniyo, ahjumma. Aku.. aku… Jeo Rin tidak tahu harus menjawab apa karena ia hanya menepati perjanjiannya dengan Kai.

“Dia temanku, ahjumma.” kata Kai.

“Teman apa teman?” ahjumma itu menggoda Jeo Rin.

“Lebih baik kita masuk. Kalian pasti capek menempuh perjalanan dari Seoul kemari.”

……………

“Apa kalian menginap?” tanya wanita paruh baya itu begitu sampai di ruang tamu.

“Ani, ahjumma. Kami pulang malam ini. Besok kami harus sekolah.”

“Kalau begitu ahjumma buatkan kalian makan malam dulu.” Ahjumma meninggalkan mereka di ruang tamu.

“Ahjumma itu siapa?”

“Dia Lee ahjumma, yang menjaga cottage ini. Aku sudah menganggap ahjumma seperti keluargaku sendiri.”

“Ooh..” Jeo Rin berjalan mengelilingi ruang tamu itu sekedar melihat-lihat lukisan yang ada di sana. Jeo Rin berhenti di meja hias di mana banyak foto Kai mulai dari kecil sampai sekarang. Mata Jeo Rin berhenti pada satu foto bergammbarkan seorang wanita.

“Dia yeojachingumu?” Kai menghampiri Jeo Rin. ‘Aku tidak pernah punya yeojachingu.’ batin Kai.

“Dia eommaku.” kata Kai sambil tersenyum.

“Eommamu? Muda sekali.” Jeo Rin memperkirakan umur eomma Kai sekitar 20-25 tahun.

“Eomma meninggal saat aku berumur enam tahun. Eomma menikah muda karena kecelakaan yang menghasilkan aku.” Jeo Rin menoleh pada Kai. Bisa ia lihat kesedihan di wajah tampan Kai.

“Lebih baik kita melihat sunset sekarang sebelum matahari terbenam.” Jeo Rin menarik tangan Kai, ia tidak mau Kai larut dalam kesedihannya.

………………..

“Wah.. benar-benar indah.” kata Jeo Rin begitu sampai di pantai. Jeo Rin mengeluarkan iPhone putih dari saku celananya.

“Fotokan aku..” ia menyerahkan iPhone-nya pada Kai. Berpose dengan tangan membentuk lambang love. Lalu Jeo Rin menghampiri Kai untuk melihat hasil fotonya.

“Kau tidak berfoto?”

“Aku mau berfoto denganmu.” ‘Yang penting dia tidak sediih.’ batin Jeo Rin.

“Baiklah.” Kai langsung mengambil iPhone hitamnya. Jeo Rin tersenyum dengan V sign-nya. Sesaat sebelum menekan tombol, Kai mencium pipi Jeo Rin.

“Yaa.. Kenapa kau menciumku?”

“Suasana seperti ini sayang dilewatkan. Seharusnya aku mencium bibirmu tadi biar lebih romantis.”

“Neo…!”

“Kajja, kita kembali ke cottage. Kita harus pulang malam ini kan?” Kai menggenggam tangan Jeo Rin.

“Jangan sentuuh aku.”

“Kau boleh menyentuhku tadi, kenapa aku tidak?” Kai tidak mempedulikan Jeo Rin yang terus meronta minta dilepaskan tangannya.

………………….

Sehabis makan malam, Kai dan Jeo Rin berpamitan pada Lee Ahjumma.

“Sering-seringlah datang kemari. Kalu bisa kalian menginap.” kata Lee ahjumma.

“Lain kali kami akan menginap, ahjumma. Kami pulang dulu ahjumma.” pamit Kai diikuti Jeo Rin yang tersenyum pada Lee ahjumma.

………………

“Kau boleh datang ke cottage kalau kau mau. Tapi tidak boleh bersama orang lain. Hanya denganku atau kau seorang diri.” kata Kai tetap fokus menyetir. Jeo Rin tidak menannggapi Kai.

“Aku sudah tidak berhutang janji lagi padamu. Setelah ini aku harap kau tidak muncul di hadapanku lagi.”

“Wae?”

“Tentu saja agar hubunganku dengan Suho Joonmyun oppa tidak bermasalah. Aku bahkan berbohong padanya agar aku bisa menepati janjiku padamu.”

“Aku jamin Suho tidak akan tahu, baby.”

“Jangan panggil aku seperti itu. Untung dia percaya kalau aku bersama Min Young.”

“Aku tidak akan menjauhimu. Apa berteman denganmu pun tidak bisa? Posesif sekali namjachingumu.”

“Aku tidak tahu kenapa, cara dia melihatmu berbeda dengan namja-namja yang dekat denganku. Jadi, lebih baik kau menjauhiku sebelum Joonmyun oppa melakukan sesuatu kepadamu.”

“Kau mengkhawatirkanku?”

“Ani. Aku hanya memperingatkanmu. Aku tidak peduli jika sesuatu terjadi padamu.”

“Aku tidak akan menjauhimu. Kau pikir aku takut pada Suho? Ini semakin menarik.” Kai menyeringai.

“Apa maksudmu?”

“Tidak ada. Aku tidak akan menjauh darimu.”

“Terserah. Yanng pasti aku sudah memperingatkanmu.”

‘Tenang saja, baby. Kupastikan kau akan segera menjadi milikku. Dan Suho, aku sudah menyiapkan rencana untuknya.’ Kai tersenyum evil.

……………..

“Lu Han oppa!” panggil Min Young di koridor sekolah. Lu Han menghentikan langkahnya. Ia menunggu Min Young dan Sehun yang berjalan ke arahnya sambil bergandengan tangan.

“Oppa ke mana saja?” Sehun tersenyum pada temannya itu.

“Kenapa aku tidak pernah melihatmu beberapa hari ini?” ‘Itu karena kau selalu bersamaku, Youngie.’ batin Sehun.

“Eeem… itu.. aku…” Lu Han tidak tahu harus berkata apa. ‘Tidak mungkin aku mengatakan kalau aku tidak bisa melihat Min Young bersama dengan Sehun.’ batin Lu Han.

“Kau kenapa, oppa? Wajahmu pucat sekali.” Min Young hendak menyentuh kening Lu han tapi ditahan Lu Han sebelum tangan Min Young menyentuh keningnya.

“Aku hanya tidak enak badan. Aku duluan ke kelas, Sehun, Min Young.” Lu han pergi dari situ karena tidak ingin berlama-lama melihat Min Young dengan Sehun.

“Lu Han oppa aneh. Kau tahu kenapa, Hunnie?”

“Hunnie?”

“Aku boleh memanggilmu apa saja asal tidak panggilan formal. Kau lupa, oppa?”

“Aniyo. Aku tidak tahu kenapa Lu Han seperti itu. Belakangan ini ia menjadi pendiam.”

……………..

Seperti yang dikatakan Kai, Kai tidak akan menjauhi Jeo Rin. Ia malah semakin gencar mendekati Jeo Rin.

“Pssst… Jeo Rin…! Makin hari makin cantik aja nih.” Saat ini Jeo Rin, Min Young, Mi Sun, dan Min Ra berada di cafetaria. Kai langsung mengambil meja tepat di sebelah meja Jeo Rin, bersama Chanyeol dan Kris. Kris dan Chanyeol berusaha menahan tawa mereka mendengar ucapan Kai.

“Gombalanmu pasaran sekali, Kai.” kata Kris.

“Aissh.. diam kalian.” Kai tambah kesal dibuat kedua temannya itu. Semua yang ia lakukan tidak mendapat perhatian dari Jeo Rin. Jeo Rin terkesan tidak mengenalnya. Min Ra yang melihat tingkah aneh Kai langsung memperingati Jeo Rin.

“Jeo Rin-ah, kau harus hati-hati. Spertinya Kai menjadikanmu targetnnya.”

“Target?”

“Kai dan dua temannya itu aalah namja playboy. Tapi aneh sekali. Yang aku dengar Kai tidak pernah mengeluarka kata rayuan dan dengan agresif mendekati yeoja.” Mi Sun menimpali.

“Aku bisa mendengar pembicaraan kalian. Mereka tidak mengenalku. Jangan dengarkan mereka, baby.” Tiba-tiba Kai muncul, mengambil tempat duduk kosong di mejaJeo Rin.

“Kenapa kau kemari, Kai?” kata Min Young tidak suka.

“Hanya ingin duduk dengan hoobae-ku yang cantik.” Kai dengan santainya meminum milkshake Jeo Rin berharap mendapat respon dari Jeo Rin. Tapi tetap saja Jeo Rin tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kai.

“Ayolah, baby. Jangan pasang wajah seperti itu. Nanti kecantikanmu hilang loh.”

“Gombalanmu takkan mempan pada yeoja seperti kami, Kai.”

“Ya ya ya… hanya gombalan dari namja seperti Suho dan Sehun yang ampuh untuk kalian. Aku tidak tahu kenapa temanku masih menyukai yeoja tidak peka sepertimu, Min Young.” Kalimat terakhir Kai berhasil membuat Jeo Rin menoleh pada Kai. Kai tersenyum melihat hal itu.

“Kita memang sehati, baby. Kau pasti tahu apa yang aku pikirkan.”

“Apa maksudmu?” tanya Miin Young masih tidak mengerti.

“Cari tahu sendiri, Min Young.”

“Apa kedua temanmu itu yang kau maksud?”

“Kalau mereka bisa menyukai semua yeoja yang menurut mereka menarik. Kau benar-benar payah.” Kai meremahkan Min Young.

“Baby….” Kai berusaha memanggil Jeo Rin,

“Rin-ah…”

“Apa yang kau lakukan di sini?” tiba-tiba Suho dan Sehun muncul di situ.

“Oppa…”

“Haaah… namjachingumu sudah datang. Aku akan menemuimu lagi nanti, baby.” Kai pergi tanpa mempedulikan Suho. Suho dan Sehun bergabung di meja Jeo Rin.

‘Sepertinya aku memang harus memberimu pelajaran, Kai. Sudah cukup aku melihatmu yang selalu mendekati Jeo Rin.’ batin Suho.

…………….

Suho mencari Kai di tempat yang menurutnya biasa ada Kai. Dan ia tidak menemukan Kai di tempat yang ia pikirkan. Tempat terakhir yang ia pikirkan adalah lapangan basket indoor. Suho menemukan Kai di sana sedang bermain basket dengan Lu Han. Suho menangkap basket yang memantul ke arahnya dan memasukkan basket tersebut ke ring dari tempat ia berdiri.

“Suho, kau mau bergabung?” tanya Lu Han berusaha membuat suasana senyaman mungkin. Karena yang bisa ia simpulkan selama ini Kai dan Suho tidak berhubungan dengan baik. Entah apa masalah di antara mereka.

“Aku tidak sudi bermain dengan orang seperti dia.” Suho berjalan ke arah Kai dan menatap Kai tajam. Kai tersenyum sinis.

“Kau pikir aku mau bermain denganmu?”

BUKK!!

“Suho!” Lu Han terkejut dengan apa yang dilakukan Suho.

“Jangan Pernah kau dekati Jeo Rin lagi. Aku sudah cukup bersabar melihat tingkahmu selama ini.” Suho menarik kerah baju Kai.

“Aku tidak akan menjauhi Jeo Rin. Kau pikir aku takut padamu?”

“Brengsek!!” Suho memukul Kai lagi.

Gumanhae, Suho!” Lu Han berusaha menenangkan Suho. Suho melepaskan tangannya dari kerah baju Kai. Suho menatap Lu Han.

“Aku tidak tahu kenapa kau bisa berteman dengan orang ini.”

“Masalah kami sudah selesai, Suho.” Suho beralih menatap Kai.

“Jangan pernah dekati Jeo Rin. Karena aku tidak segan-segan untuk menghabisimu.” Suho berbalik hendak pergi dari sana.

“Aku akan merebut Jeo Rin darimu.”

TBC

27 thoughts on “TRUE LOVE (Chapter 3)

  1. sehun minyoung so sweet banget sih… kasian luhan….sabar ya luhan….
    kai…evil banget tuh anak. pengen ngejitak aja! wkwkwk~

  2. Luhan gee, udaah biarin sehun bahagia bersama minyoung…
    Berkorban demi cinta dan sahabat laah yaa…
    Si KAI gk bosen2 jahilin pacar orang, ckckckck
    Ayooukk suho oppa pertahankan pacarmu sebelum beralih ke hati KAI, hihihihi

  3. Wah si kai kacau bgt…kayanya selama aku ikutin ff kamu yg castnya kai sma jeo rin…si kai selalu terobsesi bgt sma jeo rin…tapi klo boleh kasih saran…coba bikin cover yg ada gambar jeo rin nya…jadi yg baca bisa ngebayangin muka jeo rin klo ngobrol sma kai…trus juga pembaca lebih smpe hati bacanya 🙂 miane terlalu ngatur 😦

  4. Aihihihi,, Bank Kai penuh rayuan pulau anggrek (?) deh..
    Melambai~ lambai~ nyiur di pantai~
    ..
    #Khaebbsong..
    Hwaiting ye Kkamjong Bias 5.!! 🙂

  5. Kai menang ^^
    Perjalanan nya cukup menyenangkan ,,
    setuju sama Jeo Rin,, panggilan Baby dari Kai terdengan Mengerikan XDD
    Terlalu di buat-buat oleh Kai 😛 hahahha

    Suho marah,, yeyy bakal ada konflik antar teman,,,
    Luhan kuatkan pendirian ,, karena mereka ber2 teman mu juga ,,
    Next Chapt 😀

Leave a reply to aster Cancel reply