Wide Awake

 

 

Poster - Wide Awake's

[Semestinya aku tidak pergi apalagi bohong padamu. Maaf ya, Baekhyun]

[Length: Ficlet ] [Rating: G ] [Cast: Tiffany & Baekhyun ] [Genre: Horror ]

[Author: Genie]

[Posterkimi

 

 

Seharusnya Tiffany mengenakkan gaun putih pengantin pilihan Baekhyun. Seharusnya Baekhyun mengenakan tuxedo putih pilihan Tiffany, lalu keduanya mengucapkan janji sehidup semati. Bukannya malah seperti ini.

Well, Tiffany memang mengenakan pakain berwarna putih, hanya saja itu bukan gaun pengantinnya melainkan pakaian rumah sakit. Bukannya mengucapkan “Yes i do” dia malah tergeletak lemah, kelopak mata tertutup rapat di atas ranjang rumah sakit. Baekhyun duduk di sisi ranjang, kepalanya menunduk dalam sambil sebelah tangan menggenggam erat milik Tiffany.

Seharusnya tidak begini…

Di saat hari penting itu tinggal menghitung jari tiba-tiba saja Tiffany mengalami kecelakaan. Baekhyun terus menyalahkan diri, lalai menjaga gadisnya. Padahal jelas-jelas semua salah Tiffany sendiri. Gadis bersurai merah itu sudah berkali-kali di ingatkan oleh Baekhyun untuk tinggal di rumah saja tapi nyatanya dia tetap pergi.

Dia malah berbohong pada Baekhyun.

Kepala Baekhyun mendongak, menoleh sejenak ke arah angka pada sebuah kalender di atas nakas tepat di samping ranjang Tiffany tengah terlelap. Terlihat angka yang di lingkari menggunakan tinta berwana merah, tatapan Baekhyun berubah sendu melihat hari itu akan segera tiba dan sang kekasih masih tidak menunjukkan perkembangan apapun.

“Fany-ah….” Baekhyun berbisik, suaranya terdengar parau. Kalo di teliti lebih dekat, ada lingkaran hitam pekat di bawah kedua kelopak matanya, menyiratkan Byun Baekhyun kurang tidur. Semenjak Tiffany masuk rumah sakit, dia lupa kapan terakhir kali tidur nyenyak, selera makannya menguap dan jangan tanyakan masalah pekerjaan.

“Tidak apa-apa kalo kau masih ingin tidur sekarang, tapi ingat untuk bangun ya. Setidaknya satu hari sebelum hari pernikahan kita. Kau terlihat lebih kurus sekarang, kita harus mencocokkan ukuran gaunmu lagi” Baekhyun mengusap lembut surai milik calon istrinya.

Tidak lama kemudian, Baekhyun tersentak, bola matanya bergulir ke arah tangan di genggamannya. Jari-jari lentik itu bergerak lemah.

“Baekhyun?”

“Tiffany?!” Baekhyun menjerit, bola matanya melebar. Setelah hampir seminggu akhirnya Tiffany sadar.

“Baekhyun, maaf” suaranya nyaris berbisik, senyum lemah terukir di wajah pucat Tiffany.

“Jangan banyak bicara dulu. Sebentar, aku mau panggil dokter”

“Tidak, Baekhyun” Tiffany mencegah kekasihnya yang hendak berdiri.

“Baekhyun, maaf”

“Tiffa—“

“Semestinya aku tidak pergi apalagi bohong padamu. Maaf ya, Baekhyun”

“Hei, itu tidak penting. Kesehatanmu lebih dari itu” Baekhyun tersenyum simpul, mengusap pelan pipi mulus Tiffany.

“Kau sudah memaafkanku?”

“Tentu, Fany. Mana bisa aku marah padamu?”

“Terima kasih, Baekhyun” setelah mengatakan itu, perlahan kedua kelopak mata Tiffany tertutup dengan senyum memenuhi wajah, dia terlihat begitu tenang serta damai. Baekhyun baru mau memanggil nama gadisnya lagi ketika suara mesin denyut jantung Tiffany berubah datar seiring garis lurus tampak di sana.

Selanjutnya, Baekhyun berteriak histeris.

***

 

Langkah Jessica berhenti tepat di depan pintu kamar bernomor 6592. Setelah mencocokkan dengan angka yang tertera pada secarik kertas di tangan. Jarinya perlahan menekan digit angka password pintu tersebut.

010889

Bunyi klik terdengar tepat ketika dia menekan angka terakhir. Perlahan tubuhnya bergerak masuk ke dalam apartemen tersebut. Sambil melepas sepasang heels hijau mudanya, bola mata gadis manis itu sibuk bergulir meneliti keadaan sekitar. Ada perasaan sedikit tidak nyaman masuk ke apartemen orang lain sekalipun dia memang di izinkan.

Jessica adalah mahasiswi tingkat tiga yang sedang magang di salah satu perusahaan besar Korea. Dia bekerja sebagai sekretaris sementara di sana, namun sudah hampir seminggu bekerja, dia tidak tahu rupa bos nya sendiri seperti apa dan sekarang dia harus masuk ke apartemen sang bos untuk mengambil berkas-berkas di kamar tidurnya.

OMO!” dia berteriak kaget begitu membuka pintu kamar si bos. Bola matanya ikut membulat karena tidak menyangka akan bertemu seseorang di sana. Seorang gadis bersurai merah, mengenakan gaun putih semata kaki dan wajahnya pucat pasi.

“Ah, maaf. Aku tidak tahu kalo ada orang” tubuh Jessica menunduk kaku.

“Aku hanya mau mengambil berkas kantor yang tuan Byun tinggalkan di sini” tanpa menunggu jawaban, Jessica bergerak cepat menuju meja kerja tempat belasan berkas berada. Tangan Jessica sedikit gemetaran akibat tatapan intens sang gadis ke arahnya.

“Kau, siapa?” suara berbisik gadis yang tengah duduk di pinggir ranjang itu sanggup membuat bulu remangnya mendadak berdiri. Jessica menelan salivanya sebelum menjawab

“Aku jessica, asitennya tuan Byun”

“Tapi aku tidak pernah melihatmu?”

“Oh itu, karena aku baru bekerja seminggu, bahkan aku belum pernah bertemu tuan Byun secara langsung. Mereka bilang kekasihnya sedang sakit” tangan Jessica berhenti bergerak menyadari sesuatu. Sedikit ragu dia menoleh ke arah gadis itu.

“Apa, anda kekasihnya tuan Byun?”

“Menurutmu?”

Astaga gadis ini angkuh sekali.

Mengabaikan pertanyaan tadi, dia kembali mengumpulkan berkas agar bisa segera pergi, sepertinya kekasih tuan Byun terganggu dengan kehadirannya.

“Aku permisi, maaf kalo sudah menganggu” kali ini dia memaksakan seulas senyuman sebelum melangkah pergi. Tepat ketika dia hendak memutar kenop pintu, suara kekasih tuan Byun terdengar.

“Jessica, aku titip Baekhyun padamu” kalimat barusan terdengar aneh baginya, Jessica bermaksud untuk bertanya tetapi gadis bersurai merah itu sudah tidak ada. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan lalu berhenti pada sebuah pintu.

Oh, mungkin dia di dalam sana.

Tidak mau ambil pusing Jessica menutup pintu dan melangkah keluar dari apartemen Byun Baekhyun.

***

“Chanyeol oppa! Ini berkasmu” Jessica menjatuhkan berkas yang dia bawa ke atas meja kerja Chanyeol. Laki-laki itu menjawab tanpa melepaskan jemarinya di atas keyboard laptop.

Thanks, Jess!”

“Hei, kau tidak bilang kalo ada kekasih tuan Byun di sana” protesnya sambil melipat kedua lengan di depan dada. Mendadak tubuh Chanyeol menegang mendengar kalimat Jessica.

“Jessica, jangan bercanda.” air muka Chanyeol terlihat serius.

“Tentu saja tidak! aku bertemunya di kamar bos. Kami malah sempat berbicara”

“Jess..” Chanyeol tampak ragu-ragu.

“Kekasih Baekhyun meninggal di rumah sakit saat kau pergi ke apartemennya”

—END—

6 thoughts on “Wide Awake

Leave a reply to jevinda lauw Cancel reply