[FREELANCE] Intuition (Chapter 4)

Intuition

Author : @ghinaga

Cast :

Luhan (Exo-M)
Lee So Hee (OC) / You
Suho / Kim Joon Myeon (Exo-K)
Oh Sehun (Exo-K)
Ji Yeon (T-Ara)
Se Na (OC)
Lee So Hyun (OC)

Genre : Sad, Romance, Friendship

Length : Multi-Chapter

Rating : Teen

A/N : anyeonghaseyo~ author kembali readers ! hehey. Mianhae, lama banget nunggu Intuition chapter 4, soalnya author lagi sibuk-sibuknya sekolah. Tapi, tenang.. author ga lupa buat lanjutin FF ini kok ^^ please no bashing ! buat yang ga suka menjauh saja~ buat yang suka author bagi bagi member exo (?) haha. So let’s to the story ^^ happy reading ~

 

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

 

Aku masih termenung. Memikirkan semua hal yang tiba-tiba terjadi dihadapanku. Otakku masih tak bisa menalarkan segalanya. Dia. Yeoja itu. Lee So Hee.

Bagaimana bisa ? apa yang terjadi padanya ? kenapa dia—

“hei, jangan melamun terus..” tegur Sehun, lalu duduk di sofa tepat disebrangku. Ia lalu menaruh cangkir kopi yang baru saja ia buat di mini bar-ku.

Inilah Sehun. Ini sebabnya mengapa aku bersahabat dengannya. Dia cukup mengerti aku. Dan sampai titik terakhir pun, ia masih memahamiku. Dia tak pernah bersikap gegabah dan menghancurkan segalanya karena emosi. Dia adalah tipe yang setia kawan.

Aku sudah menceritakan semuanya pada Sehun. Semua tentang So Hee. Dan begitu juga Sehun, ia menceritakan semuanya padaku. Menceritakan hal-hal yang ia tahu tentang So Hee.

“lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang ?” tanyanya padaku. Aku mengangkat kepalaku memandang wajah sahabatku yang begitu akrab denganku. Ia mulai menyeruput kopi yang masih mengeluarkan uap itu.

“aku..aku harus menjelaskan semuanya..” aku kembali menundukkan kepalaku sambil menyatukan jemariku.

Terdengar suara helaan napas Sehun, “jadi, sainganku muncul ? kau bergurau, kan ?”

Aku mengangkat kepalaku, kulihat raut wajah Sehun. Dia tak menganggapku sebagai saingannya atau musuhnya. Dia menganggapku sebagai teman.

“tenang saja.. tak akan ada yang terjadi.”

“bagaimana mungkin tidak ? selama ini aku tahu perasaanmu, Luhan !”

“ya. Kau tahu perasaanku, tapi.. kita tak tahu, kan ? bagaimana perasaan So Hee ?”

Sehun meletakkan cangkirnya, ia kembali menyandarkan tubuhnya dan menatapku dengan serius. “katakanlah~”

Aku memandangnya penuh tanda tanya. Tapi, saat aku memperhatikan raut wajahnya yang serius dan tenang, aku tahu apa maksudnya.

“bisa kau bantu aku ?”

Aku bisa melihat ketulusan dari matanya. Itulah Sehun. Itulah mengapa aku bersahabat dengannya.

“aku harus kembali, masuk kedalam hidup So Hee. Tapi, ini agak berbeda. Aku ingin menghapus semua kesedihan, semua luka yang telah kubuat.”

 

“Aku harus meluruskan segalanya.. entah dia mau menerimanya atau tidak, itu urusan belakangan. Tapi, aku harus..aku harus masuk kedalam hidupnya lagi.”

“hem~ baiklah, jika itu yang kau inginkan. Lalu, apa yang bisa aku lakukan ?” komentar Sehun.

“tahap pertama..tiap kali kau bertemu dengan So Hee. Bisakah aku ikut ?”

“hah ?”

“tenang saja, aku tak akan mengganggu. Aku harus melihat sendiri, apa So Hee—”

Sehun segera memotong ucapanku, dia mengerti sulit bagiku untuk mengatakan perasaanku. “kalau kau dan So Hee malah—”

“tidak.. tidak akan. Kita lihat saja nanti..”

“hmm~”

Aku menatap penuh harapan pada Sehun, hingga sebuah kalimat keluar dari mulutku.

“bantulah aku.. kalau kau membantuku, aku akan pindah ke Cheongwadae.”

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

Kupandang kakak ku yang sangat kusayangi itu. Selama ini aku hidup dibawah perlindungannya, dibawah semua kehangatan, dan rasa aman yang dia berikan.

Aku selalu bergantung padanya. Apalagi kehidupan orang tuaku yang sudah cukup berantakan. Aku hanya bisa bergantung padanya.

Kurasa hidupku tak berguna. Aku hanya bisa menyusahkannya saja, membuatnya terganggu dan terpaksa mengurusku walau sebenarnya itu bukanlah tugas utamanya.

Dia tak memiliki kesempatan untuk mencari pendamping hidup. Dan semua itu karena aku. Karena dia mengurusku.

Dia mengangkat kepalanya, memandang balik diriku yang sedang hanyut dalam pikiran-pikiran yang begitu mengganggu ketenangan hatiku.

“ada apa ?” tanyanya dengan lembut dan senyuman diakhir kalimat. Aku selalu menyukai senyumannya, aku menyukai setiap rasa aman dan hangat yang dia berikan. Aku.. aku ingin dia bahagia.

“..oppa ?”

“eung ?” dia kembali sibuk dengan semua data medisnya.

“bisakah aku meminta sesuatu ?”

“katakanlah~”

“..kalau suatu saat nanti, kakak menemukan donor mata yang cocok untuk So Hee-eonni, kakak harus segera mengoperasi So Hee-eonni tak peduli siapa pun pendonornya, ya ?”

Aku agak ragu. Aku ragu dia akan mengabulkan permintaanku atau tidak.

“eung..” kuanggap itu sebuah jawaban. Kakak, kau sudah berjanji padaku. Dan kau harus mengabulkannya.

“oppa janji ?”

“ne..”

Entah dia sadar dengan ucapannya atau tidak. Aku tak peduli lagi, tapi kuharap ia serius dengan ucapannya. Aku anggap ini sebuah janji.

“oppa, satu lagi..”

“apa ?”

“hiduplah dengan bahagia. Lindungi dan jaga So Hee-eonni seperti kau selama ini melindungi, menjaga, dan menyayangiku..”

“ada apa denganmu ? meminta hal-hal yang sudah pasti aka kulakukan.”

Aku masih memandanginya. Tersenyum atas jawaban yang memang aku inginkan. Kau mencintai So Hee-eonni, kan ? aku ingin kau hidup bahagia dengannya. Dan tidak usah repot menjagaku terus.

Kumohon.. hiduplah dengan bahagia. Jangan buat aku menyesalinya.

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

Hari demi hari berlalu.. selama itu juga aku banyak menghabiskan waktuku untuk memahami yeoja itu. Banyak hal tentang dirinya yang baru kuketahui sekarang.

Aku benar-benar merasa bersalah telah memperlakukannya sedingin itu. sekarang aku sudah mengetahuinya. Lalu, apa yang bisa kulakukan ? aku hanya bisa menjaganya.

“wah, jadi So Hyun sudah dewasa, yah ??” kata Sehun pada So Hee. Kini aku sedang berada diantara mereka, diam membisu dan memperhatikan segalanya. Memperhatikan So Hee.

So Hee mengangguk sambil tersenyum manis pada Sehun. Aku cemburu.

“ya, dia tumbuh dengan cepat. Padahal usianya baru 10 tahun, tak kusangka akan secepat itu mengenal cinta.. haha”

Mereka kembali tertawa bersama. So Hee sedang menceritakan adiknya, So Hyun yang mulai beranjak dewasa dan mengenal cinta. Sungguh, mendengar percakapan ini aku merasa bersalah.

“katakan pada So Hyun.. kalau butuh bantuan, bilang saja padaku.. dengan senang hati aku akan membantunya !”

“hei ! jangan ajari adikku yang tidak-tidak !”

“hihi, hanya bercanda..”

Tiba-tiba ponselku bergetar, untungnya aku sudah memasang ponselku itu pada mode silent.. kalau tidak, bisa gawat !

Kulihat layar ponselku. Ternyata atasanku dan Sehun di Cheongwadae mentelpon. Dengan ragu, aku memberi sinyal pada Sehun kalau aku akan mengangkat telpon dan pergi menjauh sesaat dari mereka.

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

“Sehun~ah..”

“eung ?”

“boleh aku bertanya ?”

“tentu..”

“kenapa..tiap kali kita bertemu, aku selalu merasa ada orang lain. Dia tidak bicara, dia hanya diam dan memperhatikan kita. Aku tak tahu itu hanya perasaanku atau apa, tapi—”

“ah, itu hanya perasaanmu saja !”

“..aku tahu, aku ini buta. Aku tak bisa melihat. Tapi, aku bisa merasakan..”

Sehun terdiam. Ia membeku mendengar perkataan So Hee. Apa yang kulakukan ? aku telah membohonginya ??

“ah, So Hee..” Sehun berniat memberi tahu So Hee tentang keberadaan Luhan, tapi niat itu segera lenyap saat So Hee berkata,

“hm.. mungkin itu hanya perasaanku saja..”

Sehun menghela napasnya yang terasa begitu berat. Apa yang sudah kulakukan ? aku membohonginya ? tapi, aku tak mungkin mengorbankan sahabatku, bukan ?

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

 

Jika ada waktu senggang memang inilah yang dilakukan Luhan. Membuntuti So Hee kemana pun ia pergi. Melindunginya dari bahaya, menjaganya, dan melakukan apa pun untuk membuatnya bahagia.

“eomma, aku pulang..” kata So Hee seraya memasuki rumah diikuti Luhan. Ibu So Hee sudah tahu tentang niatan Luhan, dan ibu So Hee mengizinkannya selama hal itu tidak membuat So Hee merasa terganggu.

“kau sudah pulang ? mau makan ?” tanya eomma pada So Hee. Ia pun tersenyum pada Luhan yang berdiri tepat dibelakang So Hee.

“ah, aku sudah kenyang.. aku mau istirahat saja..”

So Hee pun segera berlalu, melangkah dengan perlahan menuju kamarnya. Luhan hanya menganggukan kepalanya pada ibu So Hee lalu segera mengikuti So Hee yang mulai menaikki tangga.

Luhan begitu menjaga So Hee. Saat ia menaiki tangga, Luhan terlihat begitu cemas dan berusaha menghindarkan barang-barang yang mungkin membahayakan So Hee. Dan akhirnya So Hee sampai dengan selamat di kamarnya.

Ini bukan pertama kalinya Luhan masuk kedalam kamar So Hee. Karena beberapa hari yang lalu saat ia melakukan hal yang sama seperti yang sedang ia lakukan saat ini, ia juga mengikuti So Hee ke kamarnya.

Luhan hanya berdiri, diam dalam hening sambil memandangi sosok So Hee yang mulai membaringkan tubuhnya dikasur. Terlihat tetesan bening mengalir dari mata So Hee. Luhan ingin menghapus air mata So Hee, tapi ia mengurungkan niatnya mengingat apa yang sedang ia lakukan sekarang.

Entah mengapa Luhan seperti bisa merasakan rasa sakit yang dialami So Hee.

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

Sebuah pesan singkat masuk ke inbox di ponselku. Aku segera meraih ponselku itu yang tergeletak tak jauh dari posisiku sekarang. Ternyata Joon Hee.

Oppa, bisa datang ke apartement ku ? jangan lama-lama.. O, ya. Bisakah kau meminta So Hee-eonni untuk datang ke rumah sakit sekarang juga ? jangan banyak tanya, lakukan saja. Ne ? ^^

Aku memandangi layar ponselku. Untuk apa ia menyuruhku meminta So Hee datang ke rumah sakit sekarang ? tapi, ya sudahlah.. kuturuti saja. Mungkin saja, dia ingin menemui So Hee seperti biasanya. Lagipula hari ini memang jadwal cek mata So Hee, kan ?

Setelah mentelpon So Hee untuk mengingatkannya dengan jadwal hari ini, aku pun meminta izin pada kepala rumah sakit untuk keluar sebentar menemui Joon Hee. Dengan cepat kini aku sedang memacu mobilku menuju apartement Joon Hee. Ya, kami tinggal terpisah.

Sebelum aku sampai, aku sudah membeli beberapa makanan untuk kami makan bersama disana. Dan kini, aku sedang menaiki lift menuju lantai 6, dimana Joon Hee tinggal.

Dengan menenteng tas belanjaan, aku segera melangkahkan kakiku menuju pintu apartement Joon Hee. Ku tekan beberapa kali bel disitu, dan beberapa saat ku menunggu tak ada balasan. Aku kembali menekan bel. Dan lagi-lagi tak ada respon. Hingga akhirnya aku mengeluarkan kunci cadangan yang Joon Hee berikan padaku.

Aku pun membuka pintu, seraya memanggil nama adikku itu. Aku melepaskan sepatuku, lalu beranjak masuk. Betapa terkejutnya diriku saat melihat sosok Joon Hee tergolek lemas di sofa dengan keadaan tak bernyawa !

Aku jatuh dengan posisi berlutut, sedang tas belanjaanku jatuh disamping kakiku. Kurasakan pipiku mulai basah. Kenapa ? tidak..tidak mungkin..

 

 

Aku segera bangkit setelah otakku berhasil menalarkan kejadian ini. Dengan cepat kusentuh nadi adikku itu. dan tak ada denyut. Aku menghela napas panjang, sambil berlutut disampingnya. Kulihat secarik kertas yang ia genggam. Itu sangat menaik perhatianku, segera kuambil dan kubaca isinya..

 

To : My guardian, Suho-oppa

Setelah membaca surat ini, mungkin kakak sedang menangisi ragaku. Aku minta maaf.

Kurasa inilah yang terbaik.

Kakak masih ingatkan janji kakak padaku ? nah, sekarang So Hee-eonni ada di rumah sakit, kan ? segera lakukan transplantasinya, kak !

Aku sudah melakukan cek mata, dan hasilnya positif. Kakak bisa gunakan mataku untuk menyembuhkan So Hee-eonni. Setidaknya dengan begini aku merasa hidupku lebih berguna. Jadi, kumohon lakukanlah..

Jangan berlama-lama memandangi jasadku itu. Aku tak ingin kakak terus larut dalam kesedihan. Itu tak ada gunanya, kak..

Kakak sudah berjanji padaku untuk menjaga So Hee-eonni seperti kakak menjagaku, kan ? jadi, lakukanlah agar aku bahagia..

Aku sangat menyayangi kakak dan So Hee-eonni daripada diriku sendiri. Tapi, jangan lupakan aku ya, kak ? sesekali tengoklah aku ditempat peristirahatanku nanti.. ^^

Kuharap kalian bisa hidup bahagia selamanya.. menikmati dunia ini sepenuh hati.

Aku menyayangimu~

 

Kim Joon Hee

 

Kuseka air mataku. Aku masih tak percaya dengan semua yang kulihat saat ini. Segera kuraih ponselku, dan kupanggil ambulance dari rumah sakit.

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

“Joon Myeon-euisa..” terdengar suara wanita berumur yang tampak begitu senang sekaligus sedih.

Suho menoleh, memandangi wanita itu yang tak lain adalah ibu So Hee.

“apa benar kau telah menemukan donor mata untuk So Hee ?” lanjutnya.

Suho mengangguk pelan. Terlihat jelas kesedihan diwajahnya.

“Joon Myeon-euisa ! operasi akan segera dimulai..” kata seorang perawat yang bersiap dengan pakaian operasi.

“ne..” kata Suho pada perawat itu. “ahjumma, nanti kita bicara lagi.. aku harus memulai operasinya.

Setelah memberi hormat pada ibu So Hee, Suho pun berlalu meninggalkan wanita berumur itu. Ia terus berjalan memasuki ruang operasi. Disaat seperti ini ia harus melakukan kewajibannya. Walau dengan hati yang masih kacau balau, ia harus melakukannya. Karena dialah yang bisa melakukannya, karena dialah yang harus melakukannya, karena itu sebuah kewajiban yang harus ia lakukan. Karena itu adalah sebuah janji sekaligus permintaan terakhir adiknya.

Aku harus melakukannya.. harus diriku..

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

Hari demi hari kulewati. Dan selama itu aku selalu menunggunya. Selalu disampingnya dan menjaganya. Berharap tak terjadi sesuatu yang buruk. Kuharap operasi ini sukses. Karena aku ingin kau melihatku lagi, So Hee. Aku ingin kau kembali..

Sudah 3 hari lamanya So Hee berada di rumah sakit. Perban dimatanya belum dibuka, membuat semua orang harap-harap cemas menanti hasilnya. Sampai saat ini, So Hee tidak tahu siapa pendonor mata untuknya itu. Dan orang tua So Hee sendiri masih bungkam, karena permintaan Suho.

Bukan hanya orang tua So Hee, Ji Yeon, dan Se Na yang cemas menanti hasil dari operasi ini. Tapi, juga Luhan.

Selama 3 hari ini, Luhan selalu menyempatkan diri untuk datang ke rumah sakit dan menunggui So Hee, walau sekali lagi ‘dalam hening’. Ibu So Hee sempat berpikir untuk memberitahu So Hee soal Luhan, tapi ayah So Hee selalu melarangnya. Ia berpikir akan lebih baik jika Luhan sendiri yang menyelesaikan masalah diantara mereka berdua.

Seorang perawat membuka pintu kamar, ia lalu masuk kedalam sambil tersenyum pada kedua orang tua So Hee. Tak lama seorang berjas putih dan memiliki senyum bagaikan malaikat, juga memasuki ruangan. Seseorang yang tak asing lagi untuk mereka.

“apa kabar ?” katanya dengan hormat pada kedua orang tua So Hee. Ia pun berjalan menghampiri ranjang So Hee.

“bagaimana kabarmu ?” tanya Suho pada So Hee. Ia kemudian bersiap dengan peralatannya disamping ranjang So Hee.

“aku tak bisa mengatur degup jantungku. Rasanya seperti aku akan melakukan sesuatu yang menguji adrenalin..”

“oh, ayolah.. ini tidak semenakutkan itu.”

Suho melirik kearah orang tua So Hee. Ayah So Hee terus mengelus-elus lengan ibu So Hee, sedang So Hyun tampak sedang duduk di sofa sambil berharap-harap cemas dengan keadaan kakaknya.

“kau siap ?” tanya Suho dengan lembut.

“eeh, appa, eomma..” tanya So Hee.

“lakukanlah..” kata eomma dilanjut dengan anggukan appa.

Suho pun mulai membuka lilitan perban yang menutupi mata So Hee. Semua orang tanpa cemas dan khawatir. Suasana tegang yang bercampur dengan rasa bahagia serta khawatir dengan hasil operasi ini.

Kini tinggal kapas lembut yang masih menutupi mata So Hee. Ketegangan semakin menjadi-jadi. Perlahan Suho kembali menggerakkan tangannya, membuka kapas yang menutupi mata So Hee.

~oOo~

I.N.T.U.I.T.I.O.N

~oOo~

 

 

A/N : bagaimana ? author harap readers sekalian suka ^^ hehe, don’t forget to leave your comment, so I can know what do u think abt this ff ^^ makin banyak comment, makin cepet author publish next chapternya loh~ haha, bye bye ! see you next chapter guys

 

19 thoughts on “[FREELANCE] Intuition (Chapter 4)

  1. Waaaaaaa author!!! I like it!! Speechless, gabisa bilang apa2 kecuali “KEREN, BAGUS, DAN SUKA BANGET FF INI!” Lanjut thor! ^_^b

  2. Gregetan nih thor! Tapi kenapa Joonhee bisa meninggal gitu aja? Penyebabnya apa thor?
    gilaaaaaaa~ suka banget sama ff ini! Pokoknya harus happy end bareng luhan loh ya thor! #Ngamcem
    Ayo thor, munculin juga LuHee moment! Ditunggu chapter selanjutnya ASAP!!!!

  3. Wah, joon hee bunuh diri? Suho operasi so hee langsung setelah bawa joon hee ke rumah sakit? Joon hee meninggalnya bunuh diri gimana? Nusuk atau gores pergelangan?
    Terlalu banyak pertanyaan, tapi dian suka thor!!

  4. Hwaaaa…^^ suka-suka Aq mkin penasaran thor ap yang akan terjadi antara luhan,so hee,sehun dan suho? #mikir bareng baekhyun :p #plak jgn lama-lama yah next chapterx udah ngk sabar nih? 🙂 fighting^^

  5. wait! itu si Joon Hee meninggalnya kenapa ching? bunuh diri?! omooooooo~ >//<
    waw Luhan sampe ngikutin ke kamarnya segala ya, kkk. itu si Sehun critanya juga suka So Hee tapi ngalah demi Luhan apa gimana ching? hoho
    waduuuuuh penasaran, kira2 ntar si So Hee gimana ya ke Luhan. ayooooo chapt 5nya dikirim! kkk~
    FIGHTING!! ^^

Leave a reply to Febrika Cancel reply